It’s take two to tango..
Sebuah Kisah Cinta Segitiga antara Tango – Astuti – Pleiboi
Namaku Tango, seekor mantan stray yang kini tinggal di rumah seorang Mamih. Buluku putih campur abu-abu. Wajahku tentu saja tampan. Aku menduga aku masih punya keturunan dari bule Siam. Ceritanya panjang kenapa akhirnya aku bisa nyangkut dirumah ini…
Dulu, aku punya sebuah keluarga yang harmonis. Istriku bernama Astuti. Dia masih sangat muda, umurnya saat bersamaku belum ada satu tahun, sedangkan aku sudah berusia 5 tahun. Bagi kami umur hanyalah hitungan jari jempaw.. tak masalah. Yang penting sama-sama cinta…
Hingga suatu hari, Astuti yang sedang hamil anak-anakku diangkut seorang Mamih dari sebuah pasar di Semarang. Ya, kami tinggal di negara bagian Semarang, Jawa Tengah. Astuti dibawa ke rumah, pada mulanya hanya sebagai kucing outdoor, tapi tentu saja makanannya terjamin setiap hari. Tidak seperti saat di pasar, kadang makan kadang tidak, kadang dipukul orang jahat pula. Aku ikut merasa senang sekarang dia aman.
Saat mau lahiran, Astuti melihat sepertinya rumah tetangga lebih nyaman dan… tidak banyak gangguan, secara di rumah mamih sudah ada puluhan kucing… maka lahiranlah dia disana. Tentu saja Mamih jadi repot. Tetangga juga keberatan. Diboyonglah Astuti dan anak-anaknya. Eh, sama Astuti dibawa balik lagi. Akhirnya bisa diboyong lagi ke rumah.. tapi anak-anakku yang 4 ekor tidak bisa survive karena wabah menci, tersisa 2 ekor, dan terakhir tinggal 1 ekor, diberi nama Tamtam.
Aku selalu mengawasi Astuti dari jauh. Bahkan aku mengikutinya saat dia dibawa pulang ke rumah Mamih dulu. Saat melihatku sepertinya mamih kasihan.. maka akupun ikut dapat jatah makan kucing outdoor. Lumayan kan, tiap hari selalu dapat jatah makanan yang lezat. Perutku kenyang, istri dan anak-anakku juga aman. Suatu pikiran tiba-tiba cerdas melintas di otakku… Ya, rumah ini bisa dijadikan sebagai rumahku dan anak istriku akan berkembang biak sebanyak-banyaknya.. hahaha!
Maka, aku pun memulai operasi penaklukan wilayah baru. Aku naik keatap rumah mamih, aku intip ke dalam.. Wow, banyak harta karun tersimpan! Makanan lezat menumpuk dimana-mana, aku bisa makan sepanjang hari sebanyak yang aku mau. Pengalamanku sebagai kucing garong penguasa pasar akan sangat berguna.
Turunlah aku ke dalam rumah, pelan-pelan.. dan hopp! Langsung, ke gudang makanan. Aku makan sepuasnya. Seekor kucing putih hitam gondrong mengawasiku. Sepertinya dia merasa terganggu dan tak suka dengan kehadiranku. Oh ya, aku tahu.. dialah mas Popo, kepala suku disini. Baiklah, mas Popo… aku siap kelahi, kalau kamu berani lawan aku!
Mas Popo menggeram-geram, memamerkan taring dan kuku-kuku runcingnya. Aku tak gentar, mengaum keras mengagetkannya. Perang kucing siap dimulai! Sebelum situasi berubah menjadi makin seru dan kacau, si Mamih keluar dan teriak-teriak dengan galaknya. Oh well, kali ini aku tak berani melawan. Mamih yang memberi makan aku. Kalau dilawan nanti aku tak dapat jatah makan lagi. Dan aku pun dikeluarkan dari rumah, kembali menjadi kucing outdoor, sambil mengawasi Astuti dari kejauhan…
Astuti tampaknya mulai menikmati dunia barunya. Makan kenyang, tidur enak.. dan ya, dia semakin cantik dari ke hari. Beberapa kucing jantan yang berada di dalam rumah Mamih mulai menggodanya. Tentu saja aku cemburu dan marah. Aku pun merasa Astuti mulai mengacuhkanku. Aku yang sudah tua, dan kulitku tak lagi kencang.. Oh tidak!
Rasa marahku makin tak tertahankan saat kulihat Astuti berduaan dengan si kucing jantan penggoda, Pleiboi. Sesuai sekali nama dan kelakuannya. Harga diriku seperti diinjak-injak. Aku harus membalasnya! Maka, kusiapkan rencana penyerbuan yang mengerikan!
Setiap hari, saat jam makan tiba, aku selalu masuk ke dalam rumah. Aku memakan jatah kucing-kucing gondrong Mamih, sambil menakut-nakuti mereka. Aku tak peduli lagi dengan mas Popo. Akhirnya dia putus asa dengan tingkahku dan kabur dari rumah. Aku pun tak takut Mamih. Biarlah kalau hati Astuti sudah beralih kepada si Pleiboi, maka semua makanan yang ada di rumah ini harus beralih masuk ke dalam perutku. Semuanya milikku!
Tingkahku yang luar biasa nakal sepertinya berhasil mengubah keadaan.. Aku tak tahu itu bagus atau tidak. Yang jelas, suatu hari Astuti memutuskan kabur dari rumah. Lega melihat dia tak lagi bersama Pleiboi, sedih karena aku kehilangan dia.. Dan sekarang aku menerima nasibku, dimasukkan ke dalam kandang.. entah sampai kapan. Aku kira sampai aku berubah menjadi kucing yang alim dan sholeh. Begitu kata Mamih. Mas Popo? Oh iya, dia sudah pulang kok… dan kembali menjadi kepala suku. Sepertinya aku harus belajar menghormatinya. Terserahlah, yang penting bagiku saat ini adalah jatah makananku selalu datang tepat waktu..
Astuti, kuharap kau baik-baik saja di luar sana… Cepat pulang, aku sudah tak marah. Semua ini kulakukan karena ku cinta kau… It takes two to tango, baby!
Ada 0 komentar
Tinggalkan komentar
Bagaimana menurut kamu?
Tinggalkan balasan ya, furriends ;)